Get me outta here!

Senin, 02 Oktober 2023

CAMPURAN

 

Pengertian zat campuran

Zat campuran  merupakan zat yang terdiri atas dua atau lebih zat yang bergabung menjadi satu tanpa komposisi tetap dan masih mempunyai sifat zat asalnya. Sebagai contoh udara, air laut, lem, tanah, makanan, dan sebagainya.

Jadi dapat dijelaskan bahwa arti zat campuran adalah penggabungan dua zat atau lebih tanpa melalui suatu reaksi kimia, sehingga sifat zat yang menjadi penyusun tidak akan berubah.

Baca juga: Perbedaan Senyawa dan Campuran

Sifat-sifat zat campur

Zat campuran memiliki sifat-sifat di antaranya:

  • Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih
  • Perbandingan komponen penyusun tidak tetap
  • Masih mempunyai sifat zat asal. Sifat larutan merupakan rata-rata dari sifat komponennya
  • Dapat dipisahkan menjadi komponennya melalui cara-cara fisis seperti penyaringan dan penyulingan

Jenis-jenis zat campur

Terdapat dua jenis zat campuran berdasarkan sifatnya, yaitu homogen dan hetergone. Berikuturaiannya: 

Campuran homogen

Campuran homogen diartikan sebagai bentuk percampuran antara dua zat atau lebih yang tidak bisa dibedakan lagi materi penyusunnya masing-masing.

Baca juga: Contoh Campuran: Homogen, Heterogen, Suspensi, dan Koloid

Secara umum campuran homogen disebut juga sebagai larutan, karena masing-masing zatnya saling menyatu atau saling larut hingga tampak membentuk tampilan baru. Contohnya minuman teh manis,dan udara

Campuran heterogen

Campuran heterogen adalah bentuk pencampuran di mana zat-zat penyusunnya masih bisa dibedakan satu sama lain.

Campuran jenis ini biasa disebut dengan campuran kasar, sebab hasil akhirnya tidak menyatu atau tidak saling melarutkan dan masih bisa dibedakan.

Contoh dari campuran heterogen adalah campuran air dengan pasir, air dengan bubuk kopi, air dengan tepung beras dan tepung terigu, ataupun santan.


sumber: Zat Campuran: Pengertian, Sifat, dan Jenis-jenisnya Halaman all - Kompas.com























SENYAWA

 

Pengertian Senyawa


Senyawa adalah zat tunggal yang unsur-unsurnya bisa diuraikan kembali menjadi dua atau lebih dengan menggunakan reaksi kimia. Meskipun senyawa terdiri dari beberapa unsur, namun sifat kimia antara senyawa dengan unsur penyusunnya berbeda.

Kalau senyawa memiliki lebih dari satu unsur, kenapa disebut sebagai zat tunggal, dong? Alasannya karena komposisi senyawa tidak pernah berubah dan akan selalu tetap. Contohnya seperti air (H2O) yang tersusun dari dua atom Hidrogen (H) dalam setiap atom oksigen nya (O).

Ini sesuai dengan hukum Proust yang menyatakan bahwa perbandingan massa unsur di dalam suatu senyawa adalah tertentu serta tetap. Misalnya kamu punya 2 gelas, di gelas yang pertama kamu isi dengan 10 gram air sedangkan gelas yang kedua berisi 27 gram air.

Komposisi zat penyusun di gelas yang pertama adalah 1,119 gram hidrogen dan 8,881 gram oksigen. Sementara gelas yang kedua terdiri dari 3,021 gram hidrogen dan 23,979 gram oksigen. Dengan kata lain, komposisi hidrogen dan juga oksigen dalam kedua gelas yang kamu miliki adalah sama, yakni 11,19% hidrogen dan juga 88,81% oksigen. Prinsip yang sama berlaku juga untuk hal lainnya, seperti gula.

Gula tersusun dari unsur hidrogen, karbon, serta oksigen sehingga mempunyai rumus kimia C2H5OH. Perbandingan ketiga unsur penyusun gula ini adalah 12 karbon : 8 oksigen : 3 hidrogen. Seperti yang dijelaskan oleh Hardjono Satrohamidjojo dalam bukunya yang berjudul Kimia Dasar.

Sifat senyawa

Pixabay.com/PublicDomainPictures

Sebelumnya sudah disebutkan bahwa meskipun senyawa tersusun dari dua unsur atau lebih, sifat antara senyawa dengan unsur-unsur pembentuknya ini berbeda. Misalnya sifat air berbeda dengan sifat oksigen dan sifat hidrogen yang menjadi unsur penyusunnya. Salah satunya adalah wujud, air berwujud cair sedangkan oksigen dan hidrogen berwujud gags.

Karena ada banyak senyawa yang bisa kamu temukan, secara umum sifat-sifat senyawa bisa dirangkum menjadi:

  1. Senyawa terbentuk dari dua unsur kimia atau lebih dengan menggunakan reaksi kimia
  2. sifat senyawa berbeda dengan sifat unsur pembentuknya karena keduanya memiliki perbedaan komposisi
  3. Senyawa bisa diuraikan menjadi beberapa unsur tertentu
  4. Suatu senyawa tidak bisa dipisahkan secara fisika.

Tata Nama Senyawa

Di alam semesta ini, ada banyak banyak sekali jumlah dan jenis senyawa. Untuk membedakan antara senyawa yang satu dengan yang lainnya, dibutuhkan nama sebagai identitas senyawa itu sendiri. Dalam hal ini, komisi internasional untuk kimia (IUPAC) membuat aturan penamaan senyawa yang berlaku di seluruh dunia agar proses penamaannya jadi lebih mudah. Semua tata nama senyawa yang digunakan wajib mengikuti aturan ini. IUPAC sendiri merupakan badan internasional yang berada di bawah naungan UNESCO.

Misalnya seperti senyawa biner yang merupakan senyawa dengan dua unsur di dalamnya, baik unsur logam maupun unsur non logam. Cara penamaan senyawa biner ini memiliki aturan khusus yang akan kita bahas lebih lanjut di bawah ini.

Penamaan senyawa biner yang terdiri dari unsur logam dan non logam

Senyawa biner yang terdiri dari ikatan antara unsur logam dan non logam biasa disebut sebagai senyawa ionik. Dalam senyawa ini, unsur logam bisa membentuk ion yang positif (kation) dan unsur non logam bisa membentuk ion yang negatif (anion).

Beberapa contoh kation dan juga anion yang dihasilkan oleh unsur logam serta unsur non logam diantaranya adalah:

NoKation dari unsur logamNoAnion dari unsur non logam
KationNama KationAnionNama Anion
1Li+Litium1H-Hidrida
2Na+Natrium2Cl-Klorida
3K+Kalium3l-Iodida
4Mg2+Magnesium4Br-Bromida
5Ca2+Kalsium5O2Oksida
6Al3+Magnesium6S2Sulfida
7Sn2+Timah (II)7As3Arsenida
8Sn4+Timah (IV)8Si4-Silisida
9Cu+Tembaga (I)9p3+Fosfida
10Cu2+Tembaga (II)10O2Oksida

Dari 20 contoh penamaan senyawa biner di atas, bisa disimpulkan bahwa cara penamaan senyawa biner antara unsur logam serta non logam adalah:

Nama logam + nama non logam diikuti dengan akhiran “-ida”

Misalnya untuk senyawa biner yang tersusun dari unsur logam kalium (K) yang berikatan dengan unsur non logam klor (Cl) akan membentuk senyawa KCl yang bernama kalium klorida. Beberapa contoh lainnya bisa kamu lihat dalam tabel di bawah ini:

NoSenyawaNama Senyawa
1NaBrNatrium bromida
2Li2OLitium oksida
3MgCl2Magnesium klorida
4AgClPerak klorida
5ZnOSeng oksida
6NaClNatrium klorida
7CsICesium iodida
8RubidiumOksida
9SrOStrontium oksida
10BariumKlorida

Namun kalau logamnya mempunyai lebih dari satu muatan, cara penamaannya berubah menjadi seperti ini:

Nama logam (angka romawi) + nama non logam diikuti dengan akhiran “-ida”

Contohnya seperti ketika senyawa biner yang tersusun dari unsur logam besi (Fe)–yang mempunyai lebih dari satu muatan–berikatan dengan unsur non logam klor (Cl), akan membentuk senyawa FeCl2 yang bernama besi(II) klorida dan juga FeCl3 yang bernama besi (III) klorida.


Loaded0.35%

Berikut ini contoh penamaan senyawa biner berdasarkan dari bilangan oksidasinya:

NoUnsurBilangan OksidasiSenyawaNama Senyawa
1Cr+2CrOKromium(II) oksida
+3CrCl3Kromium(III) klorida
2Fe+2FeSBesi(II) sulfida
+3FeF3Besi(III) florida
3Co+2Col2Kobalt(II) iodida
+3Co2O3Kobalt (III) oksida
4Cu+1CulTembaga(I) iodida
+2CuCl3Tembaga(II) klorida
5Pb+2PbBr2Timbal(II) bromida
+4PbO2Timbal(IV) oksida



Penamaan senyawa biner yang terdiri dari dua unsur non logam

Senyawa biner yang terdiri dari dua unsur non logam bisa berupa senyawa kovalen. Cara penamaan senyawa biner yang satu ini adalah dengan menuliskan unsur yang mempunyai bilangan oksidasi positif dulu, lalu diikuti dengan unsur yang mempunyai bilangan oksidasi negatif.

Contohnya senyawa biner yang terdiri dari unsur non logam hidrogen (H) dengan bilangan oksidasi positif ketika bereaksi dengan unsur non logam klor (Cl) dengan bilangan oksidasi negatif akan membentuk HCl yang dinamakan hidrogen klorida, bukan ClH.

Beberapa unsur-unsur non logam diketahui bisa membentuk lebih dari satu senyawa biner. Contohnya seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (NO2), dan juga nitrogen trioksida (N2O3). Penamaan unsur-unsur ini disusun dari jumlah atom yang dimiliki oleh setiap unsur.

Selain itu, senyawa biner yang terdiri dari dua unsur non logam dinamakan sesuai dengan nama kedua unsur tersebut dan ditambahkan dengan akhiran “-ida”. Akan tetapi jika unsur-unsurnya hanya membentuk sejenis senyawa, indeks biasnya tidak perlu disebutkan seperti HCl (hidrogen klorida), HBr (Hidrogen bromida), dan juga H2S (hidrogen sulfida).

Nah jika unsur-unsurnya membentuk lebih dari satu senyawa, penamaannya dibedakan menggunakan angka indeks nya dalam bahasa Yunani. Biar lebih mudah diterapkan, kamu bisa memahami daftar nama awalan berdasarkan jumlah atom dalam bahasa Yunani berikut ini:

NoJumlah AtomBahasa Yunani
11mono
22di
33tri
44tetra
55penta
66heksa
77hepta
88okta
99nona
1010deka

Perlu kamu ketahui, indeks satu untuk unsur pertama tidak perlu ditulis, misalnya seperti CO (karbon monoksida) dan NO (nitrogen monoksida). Sedangkan, beberapa contoh nama senyawa biner yang terdiri dari dua unsur non logam diantaranya adalah:

NoSenyawaNama Senyawa
1COKarbon monoksida
2CO2Karbon dioksida
3NONitrogen monoksida
4NO2Nitrogen dioksida
5N2O3Dinitrogen trioksida
6N2O4Dinitrogen tetraoksida
7BCl3Boron triklorida
8CCl4Karbon tetraklorida
9N2O5Dinitrogen pentoksida
10PCl3Fosfor triklorida
11PCl5Fosfor pentaklorida
12SF6Sulfur heksaflorida
13HClHidrogen klorida
14HBrHidrogen bromida
15ClFKlorin fluorida

Jenis-Jenis Senyawa

Senyawa organik

Senyawa organik merupakan senyawa yang di dalam molekulnya terdapat karbon kecuali karbonat, karbida, dan oksida karbon. Senyawa organik bisa ditemukan dari makhluk hidup seperti hewan dan juga tumbuh-tumbuhan.

Contohnya seperti hidrokarbon, karbohidrat, protein,  dan lemak. Hidrokarbon sendiri merupakan senyawa dengan unsur karbon dan juga hidrogen di dalamnya. Dalam kehidupan sehari-hari kamu bisa menemukan hidrokarbon dalam alkana, alkuna, alkena, dan juga alkohol.

Senyawa organik terdiri dari beberapa golongan, yaitu:

  1. Senyawa alifatik: senyawa organik yang mempunyai rantai karbon yang bisa diubah gugus fungsinya
  2. Senyawa aromatik: senyawa organik yang di dalamnya terdapat kandungan paling tidak satu cincin benzena
  3. Senyawa heterosiklik: senyawa organik yang mencakup atom-atom non karbon dalam struktur cincinnya.

Dalam kimia, cabang ilmu yang mempelajari senyawa organik disebut sebagai kimia organik. Kalau kamu mau belajar lebih lanjut tentang ilmu ini, buku Kimia Organik Ed 2 yang ditulis oleh Riswiyanto bisa jadi sumber yang tepat.


Senyawa anorganik

Senyawa anorganik diartikan sebagai senyawa pada tabel periodik yang biasanya menyusun sebuah material maupun benda tak hidup. Contoh senyawa anorganik yang kamu kenal dalam kehidupan sehari-hari misalnya seperti karbon dioksida (CO2), Air (H2O), Amonia (NH3), Natrium hidroksida (NaOH), dan Natrium Klorida (NaCl).

Asam

Asam merupakan salah satu jenis senyawa kimia yang dapat menghasilkan larutan dengan pH kurang dari 7 ketika dilarutkan ke dalam air. Pada umumnya, senyawa asam sering dituliskan dengan rumus HA.

Selain itu, ada juga yang mengartikan asam sebagai senyawa kimia yang bisa mendonorkan ion H+ (proton) kepada suatu zat basa atau zat yang bisa menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa.

Basa


Basa pada dasarnya adalah senyawa kimia yang mampu menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa sendiri merupakan lawan dari asam karena mempunyai pH lebih dari 7. Menurut kekuatannya, basa dibagi menjadi dua yaitu basa lemah dan basa kuat. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuannya dalam melepaskan ion OH dalam larutan serta konsentrasi larutan basa tersebut.

Contoh Senyawa Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Pixabay.com/NatureFriend

Dalam kehidupan sehari-hari, kamu tidak bisa lepas dari penggunaan berbagai jenis senyawa kimia. Beberapa contoh senyawa kimia yang sering kamu temukan dan juga gunakan diantaranya adalah garam dapur, detergen, gula pasir, dan juga sabun.

Garam dapur

Garam dapur adalah senyawa kimia yang mempunyai rumus kimia NaCl (Natrium klorida). Ini adalah senyawa sejenis mineral dengan rasa yang asin dan banyak digunakan menjadi penyedap rasa untuk makanan.

Garam dapur mempunyai bentuk alami mineral kristal yang disebut dengan batu garam atau halit. Batu garam ini terdapat pada air laut, lalu setelah melalui pengolahan bentuknya berubah menjadi seperti yang kamu tahu saat ini.

Selain menambah cita rasa asin pada makanan, garam dapur juga sering dimanfaatkan untuk mengawetkan makanan. Kemudian, garam juga baik untuk mencegah penyakit gondok karena di dalamnya terdapat iodium. Akan tetapi, dibalik semua manfaat yang dimiliki oleh garam dapur, jika dikonsumsi secara berlebihan justru akan menimbulkan penyakit seperti tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Detergen

Detergen adalah salah satu bahan pembersih yang sering digunakan untuk mencuci pakaian-pakaian kotor. Detergen sendiri adalah salah satu contoh senyawa kimia yang mempunyai rumus kimia C6H4C12H25SO3H atau NaC12H25SO4.

Dibandingkan sabun, detergen mempunyai beberapa keunggulan seperti daya cuci yang lebih baik serta masih bisa mengeluarkan sabun meskipun digunakan pada air sadah. Karena itu, detergen lebih cocok untuk mencuci pakaian daripada sabun.

Biasanya, detergen terdiri dari beberapa bahan, contohnya surfaktan yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan air. Dengan adanya surfaktan ini, detergen bisa melepaskan kotoran yang menempel pada pakaian yang sudah kamu gunakan. Kemudian, ada juga zat aditif seperti pemutih, pewarna, pewangi, dan juga pelarut yang ditambahkan ke dalam detergen untuk membuat hasil cucian lebih wangi dan berkualitas baik.

Gula pasir

Gula pasir yang sering kamu gunakan pada saat membuat susu, teh, atau kopi agar menambah rasa manis merupakan salah satu contoh senyawa kimia. Gula pasir ini terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan juga oksigen (O2). Dalam kimia, gula pasir termasuk ke dalam golongan senyawa karbohidrat yang sederhana dengan rumus kimia C12H12O11.



Sabun

Sabun adalah contoh senyawa kimia yang dibuat dengan proses saponifikasi. Pada reaksi saponifikasi ini, terjadi hidrolisis basa suatu senyawa hidrokarbon ester dengan alkali. Seperti contohnya NaOH atau KOH. Sabun yang dibuat dari NaOH umumnya akan lebih lambat larut di dalam air daripada sabun yang terbuat dari KOH. Dalam kehidupan sehari-hari, sabun banyak dimanfaatkan menjadi bahan pembersih.

Sabun yang biasa kita gunakan ada yang berbentuk padat seperti sabun batang, ada juga yang bentuk nya cair. Sabun batang terbuat dari lemak netral yang padat atau dari minyak yang sudah dikeraskan dengan proses hidrogenasi. Karena itu, sabun batang sifatnya lebih sulit larut dalam air dan juga menggunakan NaOH. Sedangkan sabun cair terbuat dari minyak kelapa dengan alkali dari jenis KOH, biasanya sabun cair ini tidak bisa mengental pada suhu kamar.








sumber: Pengertian, Sifat, Jenis, dan Contoh Senyawa - Gramedia Literasi