Pengertian Senyawa
Senyawa adalah zat tunggal yang unsur-unsurnya bisa diuraikan kembali menjadi dua atau lebih dengan menggunakan reaksi kimia. Meskipun senyawa terdiri dari beberapa unsur, namun sifat kimia antara senyawa dengan unsur penyusunnya berbeda.
Kalau senyawa memiliki lebih dari satu unsur, kenapa disebut sebagai zat tunggal, dong? Alasannya karena komposisi senyawa tidak pernah berubah dan akan selalu tetap. Contohnya seperti air (H2O) yang tersusun dari dua atom Hidrogen (H) dalam setiap atom oksigen nya (O).
Ini sesuai dengan hukum Proust yang menyatakan bahwa perbandingan massa unsur di dalam suatu senyawa adalah tertentu serta tetap. Misalnya kamu punya 2 gelas, di gelas yang pertama kamu isi dengan 10 gram air sedangkan gelas yang kedua berisi 27 gram air.
Komposisi zat penyusun di gelas yang pertama adalah 1,119 gram hidrogen dan 8,881 gram oksigen. Sementara gelas yang kedua terdiri dari 3,021 gram hidrogen dan 23,979 gram oksigen. Dengan kata lain, komposisi hidrogen dan juga oksigen dalam kedua gelas yang kamu miliki adalah sama, yakni 11,19% hidrogen dan juga 88,81% oksigen. Prinsip yang sama berlaku juga untuk hal lainnya, seperti gula.
Gula tersusun dari unsur hidrogen, karbon, serta oksigen sehingga mempunyai rumus kimia C2H5OH. Perbandingan ketiga unsur penyusun gula ini adalah 12 karbon : 8 oksigen : 3 hidrogen. Seperti yang dijelaskan oleh Hardjono Satrohamidjojo dalam bukunya yang berjudul Kimia Dasar.
Sifat senyawa
Pixabay.com/PublicDomainPictures
Sebelumnya sudah disebutkan bahwa meskipun senyawa tersusun dari dua unsur atau lebih, sifat antara senyawa dengan unsur-unsur pembentuknya ini berbeda. Misalnya sifat air berbeda dengan sifat oksigen dan sifat hidrogen yang menjadi unsur penyusunnya. Salah satunya adalah wujud, air berwujud cair sedangkan oksigen dan hidrogen berwujud gags.
Karena ada banyak senyawa yang bisa kamu temukan, secara umum sifat-sifat senyawa bisa dirangkum menjadi:
- Senyawa terbentuk dari dua unsur kimia atau lebih dengan menggunakan reaksi kimia
- sifat senyawa berbeda dengan sifat unsur pembentuknya karena keduanya memiliki perbedaan komposisi
- Senyawa bisa diuraikan menjadi beberapa unsur tertentu
- Suatu senyawa tidak bisa dipisahkan secara fisika.
Tata Nama Senyawa
Di alam semesta ini, ada banyak banyak sekali jumlah dan jenis senyawa. Untuk membedakan antara senyawa yang satu dengan yang lainnya, dibutuhkan nama sebagai identitas senyawa itu sendiri. Dalam hal ini, komisi internasional untuk kimia (IUPAC) membuat aturan penamaan senyawa yang berlaku di seluruh dunia agar proses penamaannya jadi lebih mudah. Semua tata nama senyawa yang digunakan wajib mengikuti aturan ini. IUPAC sendiri merupakan badan internasional yang berada di bawah naungan UNESCO.
Misalnya seperti senyawa biner yang merupakan senyawa dengan dua unsur di dalamnya, baik unsur logam maupun unsur non logam. Cara penamaan senyawa biner ini memiliki aturan khusus yang akan kita bahas lebih lanjut di bawah ini.
Penamaan senyawa biner yang terdiri dari unsur logam dan non logam
Senyawa biner yang terdiri dari ikatan antara unsur logam dan non logam biasa disebut sebagai senyawa ionik. Dalam senyawa ini, unsur logam bisa membentuk ion yang positif (kation) dan unsur non logam bisa membentuk ion yang negatif (anion).
Beberapa contoh kation dan juga anion yang dihasilkan oleh unsur logam serta unsur non logam diantaranya adalah:
No | Kation dari unsur logam | No | Anion dari unsur non logam | ||
Kation | Nama Kation | Anion | Nama Anion | ||
1 | Li+ | Litium | 1 | H- | Hidrida |
2 | Na+ | Natrium | 2 | Cl- | Klorida |
3 | K+ | Kalium | 3 | l- | Iodida |
4 | Mg2+ | Magnesium | 4 | Br- | Bromida |
5 | Ca2+ | Kalsium | 5 | O2– | Oksida |
6 | Al3+ | Magnesium | 6 | S2– | Sulfida |
7 | Sn2+ | Timah (II) | 7 | As3 | Arsenida |
8 | Sn4+ | Timah (IV) | 8 | Si4- | Silisida |
9 | Cu+ | Tembaga (I) | 9 | p3+ | Fosfida |
10 | Cu2+ | Tembaga (II) | 10 | O2– | Oksida |
Dari 20 contoh penamaan senyawa biner di atas, bisa disimpulkan bahwa cara penamaan senyawa biner antara unsur logam serta non logam adalah:
Nama logam + nama non logam diikuti dengan akhiran “-ida”
Misalnya untuk senyawa biner yang tersusun dari unsur logam kalium (K) yang berikatan dengan unsur non logam klor (Cl) akan membentuk senyawa KCl yang bernama kalium klorida. Beberapa contoh lainnya bisa kamu lihat dalam tabel di bawah ini:
No | Senyawa | Nama Senyawa |
1 | NaBr | Natrium bromida |
2 | Li2O | Litium oksida |
3 | MgCl2 | Magnesium klorida |
4 | AgCl | Perak klorida |
5 | ZnO | Seng oksida |
6 | NaCl | Natrium klorida |
7 | CsI | Cesium iodida |
8 | Rubidium | Oksida |
9 | SrO | Strontium oksida |
10 | Barium | Klorida |
Namun kalau logamnya mempunyai lebih dari satu muatan, cara penamaannya berubah menjadi seperti ini:
Nama logam (angka romawi) + nama non logam diikuti dengan akhiran “-ida”
Contohnya seperti ketika senyawa biner yang tersusun dari unsur logam besi (Fe)–yang mempunyai lebih dari satu muatan–berikatan dengan unsur non logam klor (Cl), akan membentuk senyawa FeCl2 yang bernama besi(II) klorida dan juga FeCl3 yang bernama besi (III) klorida.
Berikut ini contoh penamaan senyawa biner berdasarkan dari bilangan oksidasinya:
No | Unsur | Bilangan Oksidasi | Senyawa | Nama Senyawa |
1 | Cr | +2 | CrO | Kromium(II) oksida |
+3 | CrCl3 | Kromium(III) klorida | ||
2 | Fe | +2 | FeS | Besi(II) sulfida |
+3 | FeF3 | Besi(III) florida | ||
3 | Co | +2 | Col2 | Kobalt(II) iodida |
+3 | Co2O3 | Kobalt (III) oksida | ||
4 | Cu | +1 | Cul | Tembaga(I) iodida |
+2 | CuCl3 | Tembaga(II) klorida | ||
5 | Pb | +2 | PbBr2 | Timbal(II) bromida |
+4 | PbO2 | Timbal(IV) oksida |
Penamaan senyawa biner yang terdiri dari dua unsur non logam
Senyawa biner yang terdiri dari dua unsur non logam bisa berupa senyawa kovalen. Cara penamaan senyawa biner yang satu ini adalah dengan menuliskan unsur yang mempunyai bilangan oksidasi positif dulu, lalu diikuti dengan unsur yang mempunyai bilangan oksidasi negatif.
Contohnya senyawa biner yang terdiri dari unsur non logam hidrogen (H) dengan bilangan oksidasi positif ketika bereaksi dengan unsur non logam klor (Cl) dengan bilangan oksidasi negatif akan membentuk HCl yang dinamakan hidrogen klorida, bukan ClH.
Beberapa unsur-unsur non logam diketahui bisa membentuk lebih dari satu senyawa biner. Contohnya seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (NO2), dan juga nitrogen trioksida (N2O3). Penamaan unsur-unsur ini disusun dari jumlah atom yang dimiliki oleh setiap unsur.
Selain itu, senyawa biner yang terdiri dari dua unsur non logam dinamakan sesuai dengan nama kedua unsur tersebut dan ditambahkan dengan akhiran “-ida”. Akan tetapi jika unsur-unsurnya hanya membentuk sejenis senyawa, indeks biasnya tidak perlu disebutkan seperti HCl (hidrogen klorida), HBr (Hidrogen bromida), dan juga H2S (hidrogen sulfida).
Nah jika unsur-unsurnya membentuk lebih dari satu senyawa, penamaannya dibedakan menggunakan angka indeks nya dalam bahasa Yunani. Biar lebih mudah diterapkan, kamu bisa memahami daftar nama awalan berdasarkan jumlah atom dalam bahasa Yunani berikut ini:
No | Jumlah Atom | Bahasa Yunani |
1 | 1 | mono |
2 | 2 | di |
3 | 3 | tri |
4 | 4 | tetra |
5 | 5 | penta |
6 | 6 | heksa |
7 | 7 | hepta |
8 | 8 | okta |
9 | 9 | nona |
10 | 10 | deka |
Perlu kamu ketahui, indeks satu untuk unsur pertama tidak perlu ditulis, misalnya seperti CO (karbon monoksida) dan NO (nitrogen monoksida). Sedangkan, beberapa contoh nama senyawa biner yang terdiri dari dua unsur non logam diantaranya adalah:
No | Senyawa | Nama Senyawa |
1 | CO | Karbon monoksida |
2 | CO2 | Karbon dioksida |
3 | NO | Nitrogen monoksida |
4 | NO2 | Nitrogen dioksida |
5 | N2O3 | Dinitrogen trioksida |
6 | N2O4 | Dinitrogen tetraoksida |
7 | BCl3 | Boron triklorida |
8 | CCl4 | Karbon tetraklorida |
9 | N2O5 | Dinitrogen pentoksida |
10 | PCl3 | Fosfor triklorida |
11 | PCl5 | Fosfor pentaklorida |
12 | SF6 | Sulfur heksaflorida |
13 | HCl | Hidrogen klorida |
14 | HBr | Hidrogen bromida |
15 | ClF | Klorin fluorida |
Jenis-Jenis Senyawa
Senyawa organik
Senyawa organik merupakan senyawa yang di dalam molekulnya terdapat karbon kecuali karbonat, karbida, dan oksida karbon. Senyawa organik bisa ditemukan dari makhluk hidup seperti hewan dan juga tumbuh-tumbuhan.
Contohnya seperti hidrokarbon, karbohidrat, protein, dan lemak. Hidrokarbon sendiri merupakan senyawa dengan unsur karbon dan juga hidrogen di dalamnya. Dalam kehidupan sehari-hari kamu bisa menemukan hidrokarbon dalam alkana, alkuna, alkena, dan juga alkohol.
Senyawa organik terdiri dari beberapa golongan, yaitu:
- Senyawa alifatik: senyawa organik yang mempunyai rantai karbon yang bisa diubah gugus fungsinya
- Senyawa aromatik: senyawa organik yang di dalamnya terdapat kandungan paling tidak satu cincin benzena
- Senyawa heterosiklik: senyawa organik yang mencakup atom-atom non karbon dalam struktur cincinnya.
Dalam kimia, cabang ilmu yang mempelajari senyawa organik disebut sebagai kimia organik. Kalau kamu mau belajar lebih lanjut tentang ilmu ini, buku Kimia Organik Ed 2 yang ditulis oleh Riswiyanto bisa jadi sumber yang tepat.
Senyawa anorganik
Senyawa anorganik diartikan sebagai senyawa pada tabel periodik yang biasanya menyusun sebuah material maupun benda tak hidup. Contoh senyawa anorganik yang kamu kenal dalam kehidupan sehari-hari misalnya seperti karbon dioksida (CO2), Air (H2O), Amonia (NH3), Natrium hidroksida (NaOH), dan Natrium Klorida (NaCl).
Asam
Asam merupakan salah satu jenis senyawa kimia yang dapat menghasilkan larutan dengan pH kurang dari 7 ketika dilarutkan ke dalam air. Pada umumnya, senyawa asam sering dituliskan dengan rumus HA.
Selain itu, ada juga yang mengartikan asam sebagai senyawa kimia yang bisa mendonorkan ion H+ (proton) kepada suatu zat basa atau zat yang bisa menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa.
Basa
Basa pada dasarnya adalah senyawa kimia yang mampu menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa sendiri merupakan lawan dari asam karena mempunyai pH lebih dari 7. Menurut kekuatannya, basa dibagi menjadi dua yaitu basa lemah dan basa kuat. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuannya dalam melepaskan ion OH dalam larutan serta konsentrasi larutan basa tersebut.
Contoh Senyawa Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Pixabay.com/NatureFriend
Dalam kehidupan sehari-hari, kamu tidak bisa lepas dari penggunaan berbagai jenis senyawa kimia. Beberapa contoh senyawa kimia yang sering kamu temukan dan juga gunakan diantaranya adalah garam dapur, detergen, gula pasir, dan juga sabun.
Garam dapur
Garam dapur adalah senyawa kimia yang mempunyai rumus kimia NaCl (Natrium klorida). Ini adalah senyawa sejenis mineral dengan rasa yang asin dan banyak digunakan menjadi penyedap rasa untuk makanan.
Garam dapur mempunyai bentuk alami mineral kristal yang disebut dengan batu garam atau halit. Batu garam ini terdapat pada air laut, lalu setelah melalui pengolahan bentuknya berubah menjadi seperti yang kamu tahu saat ini.
Selain menambah cita rasa asin pada makanan, garam dapur juga sering dimanfaatkan untuk mengawetkan makanan. Kemudian, garam juga baik untuk mencegah penyakit gondok karena di dalamnya terdapat iodium. Akan tetapi, dibalik semua manfaat yang dimiliki oleh garam dapur, jika dikonsumsi secara berlebihan justru akan menimbulkan penyakit seperti tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Detergen
Detergen adalah salah satu bahan pembersih yang sering digunakan untuk mencuci pakaian-pakaian kotor. Detergen sendiri adalah salah satu contoh senyawa kimia yang mempunyai rumus kimia C6H4C12H25SO3H atau NaC12H25SO4.
Dibandingkan sabun, detergen mempunyai beberapa keunggulan seperti daya cuci yang lebih baik serta masih bisa mengeluarkan sabun meskipun digunakan pada air sadah. Karena itu, detergen lebih cocok untuk mencuci pakaian daripada sabun.
Biasanya, detergen terdiri dari beberapa bahan, contohnya surfaktan yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan air. Dengan adanya surfaktan ini, detergen bisa melepaskan kotoran yang menempel pada pakaian yang sudah kamu gunakan. Kemudian, ada juga zat aditif seperti pemutih, pewarna, pewangi, dan juga pelarut yang ditambahkan ke dalam detergen untuk membuat hasil cucian lebih wangi dan berkualitas baik.
Gula pasir
Gula pasir yang sering kamu gunakan pada saat membuat susu, teh, atau kopi agar menambah rasa manis merupakan salah satu contoh senyawa kimia. Gula pasir ini terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan juga oksigen (O2). Dalam kimia, gula pasir termasuk ke dalam golongan senyawa karbohidrat yang sederhana dengan rumus kimia C12H12O11.
Sabun
Sabun adalah contoh senyawa kimia yang dibuat dengan proses saponifikasi. Pada reaksi saponifikasi ini, terjadi hidrolisis basa suatu senyawa hidrokarbon ester dengan alkali. Seperti contohnya NaOH atau KOH. Sabun yang dibuat dari NaOH umumnya akan lebih lambat larut di dalam air daripada sabun yang terbuat dari KOH. Dalam kehidupan sehari-hari, sabun banyak dimanfaatkan menjadi bahan pembersih.
Sabun yang biasa kita gunakan ada yang berbentuk padat seperti sabun batang, ada juga yang bentuk nya cair. Sabun batang terbuat dari lemak netral yang padat atau dari minyak yang sudah dikeraskan dengan proses hidrogenasi. Karena itu, sabun batang sifatnya lebih sulit larut dalam air dan juga menggunakan NaOH. Sedangkan sabun cair terbuat dari minyak kelapa dengan alkali dari jenis KOH, biasanya sabun cair ini tidak bisa mengental pada suhu kamar.
sumber: Pengertian, Sifat, Jenis, dan Contoh Senyawa - Gramedia Literasi
0 komentar:
Posting Komentar