Pengertian Lempeng Tektonik
Lempeng merupakan lapisan penyusun bumi paling atas yang sebagian besar mempunyai ketebalan hingga 100 km. Sementara tektonik adalah adanya proses dari pergerakan yang terdapat pada kerak bumi hingga membuat timbulnya beberapa fenomena seperti lipatan, lekukan hingga patahan yang berdampak pada tinggi rendahnya permukaan bumi.
Lempeng tektonik erat kaitannya dengan lapisan litosfer pada bumi yang memang menjadi lapisan paling atas dari bumi. Lapisan yang tersusun dari kerak bumi dan mantel bumi, keduanya memiliki sifat sangat padat dan kaku. Lapisan litosfer mengalami proses yang berujung membentuk lempeng-lempeng tektonik pada bumi.
Berdasar dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa lempeng tektonik adalah bagian paling atas bumi dengan fenomena yang muncul akibat proses pergerakan dan mempengaruhi tinggi rendah dari bumi tersebut. Secara langsung adanya proses pergerakan ini membuat pengaruh signifikan pada penampakan permukaan bumi yang dinamis.
Indonesia terletak pada permukaan tiga lempeng tektonik besar yaitu lempeng eurasia, lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik. Letak geologis Indonesia dilihat berdasarkan pada titik pertemuan dari tiga lempeng tersebut. Kondisi ini memunculkan rawan terjadinya gempa di daerah yang terletak pada pertemuan lempeng tektonik tersebut
dengan kandungan mineral dan kaya unsur besi, penggunaan mineral dinamakan dengan fosil kompas.
Fosil berperan sebagai kompas untuk menunjukkan arah kemagnetan, dipengaruhi juga dengan adanya komposisi basalitis. Karena inilah batuan yang terbentuk mampu merekam arah kutub magnet saat batuan terbentuk. Hingga akhirnya ditemukan kesamaan arah kutub magnet disertai dengan lokasi terbentuknya.
Kondisi yang membuat perkembangan teori perkembangan lempeng tektonik ke arah perluasan, hasil dari pergerakan vertikal batuan. Namun juga tak menemukan adanya ukuran bertambah besar permukaan bumi, kondisi yang menyebabkan zona subduksi dan sesar translasi. Perkembangan teori tektonik ini yang akhirnya diterima oleh berbagai kalangan.
Jenis-jenis Batas Lempeng Tektonik
teori lempengan tektonik
Batas Divergen
Batas Divergen disebut juga sebagai zona pertambahan dan pembentukan lempeng baru, merupakan zona dengan lempeng-lempeng mengalami pergerakan saling menjauh satu sama lain. Bagian kosong karena pergerakan lempeng tektonik menjauh nantinya akan menjauh dari bagian mantel bumi yang terdapat di bagian paling luar bumi.
Kondisi yang juga menyebabkan adanya mid oceanic ridge atau rift valley, yang bisa membuat lempeng benua terbelah menjadi dua dan memunculkan adanya intrusi magma pada bagian tengah lempeng yang kosong. Intrusi magma muncul karena arus konveksi untuk kemudian mendorong lempeng bergerak ke arah lain.
Batas Konvergen
Adalah zona penghancuran yang membuat lempeng-lempeng di permukaan bumi kemudian mendekat satu sama lain. Salah satu lempeng kemudian masuk dan menembus mantel hingga mengalami peleburan serta penghancuran yang diakibatkan adanya suhu tinggi. Dalam zona konvergen muncul subduksi dan kolisi.
Apabila lempeng memiliki bahan yang berat maka akan muncul subduksi, sementara jika lempeng dengan bahan ringan menjadi kolisi. Adanya gerakan kolisi di permukaan bumi membuat terciptanya barisan pegunungan dan gerakan subduksi membuat pegunungan vulkanik dengan memunculkan lipatan pada wilayah lempeng yang tertekan.
Batas Transform
Disebut juga batas geser karena pada batas transform tidak terdapat litosfer yang kemudian dihancurkan dan tidak terdapat litosfer baru tercipta. Beberapa lempeng cenderung bergerak secara lateral atau mendatar satu sama lain. Meskipun pada batas ini banyak muncul patahan transform seperti patahan punggung laut yang panjangnya bisa mencapai ratusan kilometer.
Batas transform juga membuat adanya gerakan relatif sinistral ke arah kiri yang berlawanan, hingga dekstral atau ke kanan yang berlawanan. Kondisi yang menciptakan sesar, seperti misalnya Sesar San Andreas yang terdapat di California dan yang pasti batas transform ini banyak terjadi di dasar laut.
Poin Penting Terkait Pergerakan Lempeng Bumi
Kerak benua di muka bumi memiliki sifat yang ringan dan permanen hingga membuat kerak benua tidak bisa tenggelam. Disebabkan juga karena massa jenis kerak benua sangat rendah, lalu kerak samudera memiliki sifat sementara karena adanya tabrakan.
Lempeng benua terbentuk dari adanya kerak benua dan kerak samudera sesuai dengan gaya yang memengaruhi pergerakan lempeng di wilayah tersebut. Letak benua bisa berada jauh di luar batas benua yang berkaitan.
Lempeng bumi tidak akan menempati suatu medan atau tempat sama, apabila muncul proses penempatan yang sama sehingga salah satu lempeng akan menjadi gunung atau bagian yang dihancurkan mantel bumi.
Apabila terdapat dua lempeng yang saling bergerak berjauhan maka akan muncul kerak samudera yang baru di kawasan tersebut. Bumi memiliki sifat konstan, yang artinya tidak mengalami perubahan ukuran baik besar maupun kecil.
Gerakan lempeng tektonik sangat lambat, sehingga sulit untuk dirasakan oleh manusia namun jika muncul gerakan secara tiba-tiba dan cepat maka dinamakan gempa bumi. Bentang alam tektonik ditemukan pada batas lempeng.
Demikian penjelasan dari teori lempeng tektonik, mulai dari pengertian, contoh hingga jenis-jenis batas lempeng tektonik. Sampoerna Academy tak hanya memberi penjelasan ilmu pengetahuan secara teori di dalam kelas, tetapi juga melakukan praktek secara langsung. Dengan tujuan agar para siswa memahami pelajaran dengan baik dan benar.
Sampoerna Academy memberi fasilitas penunjang lengkap untuk para siswa, dibantu dengan tenaga pengajar berpengalaman dan berkualitas. Sampoerna Academy menerapkan kurikulum berstandar internasional, memberi kesempatan para siswa mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi untuk bisa bersaing di level nasional maupun internasional.
sumber: https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/teori-lempeng-tektonik/
0 komentar:
Posting Komentar